Memutar Balik Fakta dan Logika
Kelebihan musuh
Islam sejak dahulu adalah ahli pikir. Seperti halnya Walid bin Mughirah. Dia
yang ketika itu pakar syair bahasa Arab, diminta Abu Jahal untuk mengecek
ayat-ayat Al Qur'an. Pasalnya, Abu Jahal penasaran, bagaimana bisa Nabi membuat
untaian kata-kata yang menakjubkan seperti itu.
Akhirnya Walid
menemui Rasulullah, kemudian dibacakanlah surat Yasin. Ketika Walid kembali
kepada Abu Jahal, dia malah memuji Qur'an, bahwa Qur'an bukan sebuah syair,
bukan pula mantra dan tak mungkin dibuat oleh manusia. Abu Jahal tak terima dan
malah mengejek Walid dia terkena sihirnya Nabi.
Ketika Al Qur'an
tidak bisa mereka tandingi dan tidak seperti yang mereka kira; bukan sebuah
syiir, klenik, ataupun mantra. Maka mereka pun berusaha dan berpikir keras untuk
menemukan cara dan serangan yang bisa memojokkan Nabi.
Akhirnya mereka
sepakat untuk mengomentari bahwa Nabi itu gila, tukang sihir, dukun, dan Al
Qur'an adalah dongeng orang-orang dahulu. Pemutar balikkan fakta ini terus saja
diupdate oleh para musuh Islam sampai sekarang.
Banyak orang
kafir yang berkomentar tentang Islam, Al Qur'an dan dakwah dai yang
menyampaikan kebenaran Islam dengan memutar balikkan logika dan fakta.
Semisal
perkataan mereka: "Lebih mending mana, berjilbab tapi kelakuan masih jelek
atau perilaku santun walaupun gak berjilbab", "Lebih baik kafir adil
daripada muslim korupsi", "Al Qur'an itu cuma intepretasi Muhammad
dalam memaknai wahyu Tuhan, sehingga cukup diambil maksudnya saja sesuai
konteks zaman", dan lain sebagainya.
Baru-baru ini
juga ada orang dan/atau sekelompok orang yang tak suka dengan kebenaran ajaran
Islam, yang disampaikan oleh Dr. Zakir Naik di berbagai kota di Indonesia.
Mereka meminta pihak berwajib untuk mengusir Dr. Zakir Naik dari Indonesia.
Alasannya, mereka berkata bahwa ceramahnya mengganggu kerukunan umat bergama,
kebhinnekaan, menimbulkan gerakan radikalisme.
Selain itu,
banyak kasus di Indonesia sekarang yang terjadi akibat adanya ketidakadilan
pemerintah. Maka muncullah gerakan-gerakan untuk bela Islam, yang kemudian
mengakibatkan para ulama dan tokoh-tokoh Islam banyak ditangkap, dengan dalih
tuduhan makar, pemicu radikalisme, pemecah belah umat, tidak sesuai
kebhinnekaan dan tetek-bengek lainnya.
Mereka--orang
kafir, munafik, dan anti Islam--inilah yang disebut Al Qur'an sebagai orang
yang ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka.
_______________
Al-Faqir ila rahmatillah.
Rouf Almahbangy, 22:33, 05 April
2017.
Nice artikel Bang Rauf. Semoga terhindar dari sifat demikian ya. 😊
BalasHapus